30 Days Writing Challenge- #16 Seseorang yang Saya Rindukan

Challenge hari keenam belas. Someone I Miss.

Seseorang yang saya rindukan adalah alm. kakek saya. Atau saya biasa panggil engkong.


Engkong meninggal kira-kira satu tahun yang lalu. Dan meninggalnya engkong adalah penyesalan terbesar dalam hidup saya. 

Sebelum engkong meninggal, saya sudah ada firasat dari jauh-jauh hari. Mungkin satu tahun sebelumnya kurang lebih.

Karena engkong tinggalnya jauh, kami bertemu hanya pada hari raya Idul Fitri jika saya mudik ke sana alias satu tahun sekali atau jika ada acara penting. Jauh-jauh hari saya berencana saat mudik nanti ingin foto bersama engkong. Takut engkong keburu dipanggil Allah, pikir saya. Karena saya tidak punya foto bersama engkong. Tidak tau jika waktu kecil, tapi saya tidak pernah melihat foto saya bersama engkong.

Tapi ketika saya sudah di sana, suasana sedang tidak memungkinkan dan juga tidak ada kesempatan. Jadi saya tidak berfoto sama sekali bersama engkong.

Dan sewaktu pulang pun kami mendadak. Engkong sedang tidak ada di rumah, nenek masih di rumah saudara. Kami dari rumah saudara pulang duluan meninggalkan nenek di sana.

Saya bertanya, "engkong mana?" Itu pertama kalinya saya menanyakan engkong ketika saya akan pulang ke rumah saya. "Jualan bensin." Jawab ayah saya. Ya, saya tau engkong memang suka berjualan bensin. Tapi saya tidak tau tempatnya di mana sampai saat ini. Saya kira kami pulang akan lewat untuk berpamitan terlebih dahulu kepada engkong. Tapi ternyata tidak.

Sepanjang jalan saya sangat tidak tenang. Ingin berpamitan kepada engkong. Itu juga untuk pertama kalinya saya tidak tenang karena tidak berpamitan kepada engkong. Bahkan saya hanya ingin berpamitan kepada engkong. Kepada nenek dan sebagian saudara juga kami tidak pamitan. Tapi pikiran saya saat itu hanya tertuju kepada engkong. Saya sangat tidak tenang meninggalkan kota itu.

Sebelum saya mudik dan setelah saya mudik pun sering terlintas dalam pikiran saya, bagaimana kalau engkong meninggal? Pokoknya hanya engkong yang dipikirkan begitu.

Beberapa bulan setelah saya mudik itu, engkong sakit dan dilarikan ke rumah sakit. Saya semakin tidak tenang. Beberapa hari kemudian orang tua saya dan adik saya pergi dengan terburu-buru untuk menjenguk engkong. Saya tidak ikut. Karena pada saat itu saya sedang sekolah, dan mereka terburu-buru, juga pergi menggunakan motor.

Dan entah sehari atau dua hari setelah itu, saya mendapatkan chat dari ibu bahwa engkong meninggal. Sakit sekali. Terutama sewaktu orang tua saya pulang dan berkata kepada saya bahwa engkong sempat menanyakan saya.

Mungkin saya selama ini terlihat biasa saja. Tapi sebenarnya saya sangat sayang kepada engkong. Saya hanya tidak bisa menunjukkannya.

Kalau saya dikasih kesempatan satu kaliii saja, saya ingin foto untuk terakhir kalinya untuk kenang-kenangan. Dan saya ingin mencium tangan engkong. Itu saja.

Tapi saya harus ikhlas agar engkong tenang di sana. Engkong menjadi salah satu motivasi saya untuk terus memperbaiki diri agar saya bisa bertemu dengan engkong di surga-Nya nanti. Saya selalu mendo'akan engkong.

Di mata saya engkong adalah orang yang sangat baik. Tidak ada sedikitpun kenangan buruk. Dalam ingatan saya engkong tidak pernah marah sama saya.


Haduh.. melow sekali. Sangat emosional saya ketika mengetik ini. Haha..
Jangan sampai menyesal, ya. Lakukan yang terbaik. Lakukan hari ini kalau memang bisa dilakukan hari ini. Jangan menunggu hari esok. Karena kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi esok hari.

(Baca juga: #15 Pelarian)

Terima kasih sudah membaca tulisan saya! Semoga ada yang bisa diambil. Sampai jumpa di tulisan saya yang selanjutnya!

Comments

Popular posts from this blog

30 Days Writing Challenge- #19 First Love

30 Days Writing Challenge- #4 Wisata Impian

30 Days Writing Challenge- #28 Mencintai Orang yang Berbeda Keyakinan