30 Days Writing Challenge- #10 Sahabat

Challenge hari kesepuluh. Your best friend.

Di challenge ini saya spesialkan untuk memasukkan foto saya bersama sahabat-sahabat saya yang mereka pilih sendiri fotonya. Merekanya bagus tapi sayanya gak bagus juga gak apa-apa.

Dan sahabat-sahabat yang akan saya ceritakan di sini sahabat yang paling mengena untuk saya. Yang mungkin memberikan arti untuk saya. Bukan berarti yang lain tidak memberikan arti. Mungkin lebih ke orang-orang ini lebih ada di susah saya. Bukan berarti yang lain gak ada di susah saya. Cuma ini yang lebih.

Atau bisa juga istilahnya perwakilannya. Perwakilan dari sahabat saya di kelas berapa, atau perwakilan dari sahabat saya yang di mana, yang "lebih", gitu.

Dan dari mereka semua ini, saat saya minta untuk dikirimkan foto, mereka semua tidak punya foto terbaru berdua yang memang tujuannya untuk foto saja. Saya akan jelaskan nanti.



Dia yang mukanya kebetulan diberi kotak di sini. Yang satu ini sebenarnya bukan sahabat. Sepupu saya, sebenarnya. Namun sudah seperti sahabat. Karena dia satu-satunya sepupu yang dari kecil sampai sekarang selalu bersama-sama dengan saya.

Mamanya itu adiknya ibu saya. Jadi saya panggilnya bibi. Kata bibi, waktu sepupu saya ini masih berada di dalam kandungan dan umur saya sekitar satu tahun setengah, saya mengusap perut bibi sambil bilang "Dede.. cepet kelual ya.." Haduh, geli saya membayangkannya.

Sewaktu kecil, dia ini sering saya tinggal. Saya jahat pokoknya sama dia. Pernah ketika saya bermain dengan teman, dia datang. Saya dan teman-teman lari karena tidak mau bermain dengannya. Kita sampai kejar-kejaran. Saya juga sering dinasehati ibu untuk ingat bahwa dia sepupu saya. Saya tidak boleh seperti itu.

Ketika sudah besar dia ini partner segalanya. Partner jajan, jalan-jalan, partner cerita, dan partner berita. Jadi saya ini anaknya nolep. Tapi saya selalu dapat berita terbaru dari dia yang entah nguping, entah memang ikut nimbrung sama ibu-ibu. Wahaha..

Tentang fotonya, karena terakhir kita foto berdua sewaktu idul fitri, dan itupun foto waktu sebelum shalat, foto-foto lama tidak ada yang bagus, jadilah foto masa kecil saja sekalian. Biarpun buluq kan itu foto waktu kecil. Katanya sih ini kira-kira 10 tahun yang lalu.


Kalau orang yang di sebelah kiri ini sebenarnya teman di TK. Hanya saja kita dipertemukan kembali di SMP. Dan kita satu ekskul di SMP. Waktu pertama bertemu di SMP, saya ingat sekali dia. Karena dulu dia gemesan sama saya. Selalu ngangkat-ngangkat saya, cubit-cubit saya. Sayanya jadi takut sama dia dulu. Hahaha..

Tapi dianya gak ingat nama saya. Dia cuma ingat saya ini orang yang urat di kelopak matanya terlihat jelas katanya. Gapapa akutuh gapapa.

Sekarang ini dia jadi partner main, partner jogging, partner jajan, dan yang paling berbeda adalah partner membahas hal-hal yang serius atau berbobot tapi tetap menyenangkan karena nyambung.

Membicarakan kuliah, membicarakan sesuatu yang ingin saya diskusikan, membicarakan tentang Pidi Baiq, paling enak sama dia. Kita bisa berbicara sampai sore dan itu tidak terasa.

Waktu SMP saya dekat tapi agak gedek sama dia. Dan saya juga jujur tentang hal itu sama dia. Karena dia itu suka berdebat dan tidak mau kalah. Tapi kalau sekarang kita lebih ke diskusi. Jarang debat.

Soal fotonya, ini foto memang baru. Tapi ini diambilnya sengaja untuk ulang tahun dia yang katanya sebentar lagi alias di bulan ini. Dia bilang "Foto yuk? Kan bentar lagi Eva ulang tahun. Harus punya foto yang bagus." Baik......


Yang ini sahabat saya di SMK. Partner bareng-bareng terus di sekolah, tentu. Selain itu partner jalan-jalan juga, partner belanja kebutuhan yang sudah habis atau rusak, partner curhat juga.

Masalah yang tidak bisa saya ceritakan kepada siapapun, saya percayakan kepadanya. Hanya sedikit, tapi. Paling tidak saya tidak terlalu memendam sendirian. Atau cerita hal yang tidak penting juga bisa kita tukar cerita.

Partner berkhayal tentang masa depan, cita-cita kita ketika sudah menikah nanti, ketakutan kita tentang menikah, dan masih banyak lagi.

Oh iya, dia juga teman sebangku saya di kelas 11 dan kelas 12. Pertama kenal, waktu pertama masuk, dia tuh sendiri terus. Ditinggal sama teman sebangkunya yang bergabung sama teman-teman dekatnya. Sewaktu kita disuruh turun untuk olahraga, saya dan teman sebangku saya pada saat itu mengajak dia untuk bergabung.

Tentang fotonya, ini kita sengaja ambil dadakan. Saking tidak punyanya kita foto terbaru. Terakhir foto berdua yang menurut kita bagus pada saat itu, sudah lama sekali.


Kalau yang ini enak untuk curhat. Dia orangnya blak-blakan kalau saya curhat. Tapi blak-blakannya itu bagus. Baik maksud dan dampaknya. Membuat saya sadar. Kalau dia tidak seperti itu mungkin saya susah sadar.

Saya kalau minta pendapat sama dia juga enak jadinya. Padahal dia umurnya lebih muda dari saya. Tapi lebih dewasa dia. Memang, patokan kedewasaan itu bukan dari umur.

Awalnya saya itu gak suka sama dia. Soalnya dia orangnya menurut saya terlalu "over". Tapi lama kelamaan ternyata asik. Dan malah jadi sahabatan.

Dia juga partner jalan-jalan ke tempat yang saya belum pernah datangi bersama teman. Seru pokoknya. Meskipun terkadang melakukan sesuatu yang malu-maluin, tapi saya tidak meninggalkan dia. Hahaha.. peace!

Fotonya ini saya tau dia terpaksa pilih ini. Ini foto lama waktu kita jalan-jalan di daerah kota Bandung. Sekitaran alun-alun, Braga, Museum Konferensi, Balai Kota, ya sekitaran situ. Mungkin yang terbaik dan terbaru daripada yang lainnya ini.


Begitulah challenge hari ini. Jadi, orang yang awalnya tidak kita suka atau bahkan kita benci bisa jadi adalah sahabat atau orang yang paling dekat dengan kita nantinya.

(Baca juga: #9 Bahagiamu Juga Bahagiaku)

Terima kasih sudah membaca tulisan saya! Semoga ada yang bisa diambil. Sampai jumpa di tulisan saya yang selanjutnya!

Comments

Popular posts from this blog

30 Days Writing Challenge- #19 First Love

30 Days Writing Challenge- #4 Wisata Impian

30 Days Writing Challenge- #28 Mencintai Orang yang Berbeda Keyakinan