30 Days Writing Challenge- #27 Seseorang yang Menginspirasiku

Challenge hari kedua puluh tujuh. Someone Who Inspires Me.

Seseorang yang yang menginspirasi saya selama bertahun-tahun dan belum pernah membuat saya kecewa atau membuat saya kehilangan rasa untuk menjadikannya inspirasi saya. Perempuan yang paling kiri ini adalah ibu saya.


Dia menginspirasi saya sebagai seorang wanita. Dia wanita yang sangat kuat di mata saya. Gesit, ekstrim, berani.

Sejak kecil sampai kelas 6 SD saya dibawa ke tempat kerja ibu saya. Karena saya orangnya sulit betah dengan orang lain atau kalau dalam bahasa Sunda ada istilah bauan. Beberapa kali saya diasuh orang lain dengan pengasuh yang berbeda. Dan beberapa di antaranya tidak sanggup mengasuh saya karena saya selalu menangis dan ingin bersama ibu. Dan saya selalu minta ke super market. Maka akhirnya saya dari kecil selalu dibawa ibu.

Jalan ibu sangat cepat. Saya yang langkahnya kecil bisa setengah berlari jika berjalan dengan ibu. Maka itu terbawa sampai saya besar. Jika jalan sendiri, jalan saya cepat. Istilah Sundanya ngagidig.

Kegesitannya juga diajarkan kepada saya. Jika ibu saya menyuruh sesuatu, saya harus selalu cepat. Maka sampai sekarang terkadang saya gemas jika menyuruh adik saya lalu adik saya sangat lambat. Atau saya dan teman saya disuruh sesuatu tapi teman saya santai-santai. Tidak cepat-cepat.

Ibu saya juga ekstrim dan berani. Dia berani membenarkan tabung gas yang rusak sendiri. Memasang segalanya sendiri. Apapun bisa. Membawa kendaraan saja yang ia belum bisa.

Maka saya jadi korban keekstrimannya dalam kendaraan. Bayangkan, saya baru beberapa kali belajar motor, masih perlu dibimbing, belok saja masih lurus, ibu suruh saya belanja dengan membawa motor. Untungnya tidak ke jalan raya. Tetap saja lecet-lecet kaki atau sakit-sakit lengan dan debaran jantung yang kencang mah ada. Belum lagi shock banyak diklakson kendaraan lain.

Cerita lainnya, saya belum 100% lancar waktu itu, tapi disuruh membonceng ibu. Dengan badan saya yang sangat kecil ini. Beberapa kali kami jatuh. Tapi ibu selalu santai saat saya panik.

Masih banyak lah keekstrimannya yang tidak melihat bahwa badan anaknya sekecil ini, disuruh membawa beban yang sebesar apa.

Prinsipnya kalau belum dicoba gak akan bisa. Kita nyoba biar bisa. Padahal ya... Gak gitu juga..

Tapi kalau dalam keberaniannya memang benar. Kita harus mencoba. Itu yang menginspirasi saya. Karena kita tidak bisa selalu mengandalkan orang lain, maka kita harus nekad mencoba.

Dan ibu saya juga mengajarkan saya untuk selalu yakin dan diiringi dengan do'a. Apapun berdo'a, berdo'a, berdo'a. Dan shalat dhuha. Walaupun belum bisa benar-benar saya terapkan.

Walaupun ada saja perlakuan ibu yang tidak saya setujui atau tidak saya suka, tapi ibu saya orang yang bertahun-tahun menginspirasi saya dalam hal yang sudah saya sebutkan itu. Namanya juga manusia. Tidak sempurna. Pasti ada salah.

(Baca juga: #26 Sekilas tentang Sekolahku)

Sekian challenge hari ini. Terima kasih sudah membaca tulisan saya! Sampai jumpa di tulisan saya yang selanjutnya!

Comments

Popular posts from this blog

30 Days Writing Challenge- #19 First Love

30 Days Writing Challenge- #4 Wisata Impian

30 Days Writing Challenge- #28 Mencintai Orang yang Berbeda Keyakinan