30 Days Writing Challenge- #1 My Personality

Saya menemukan suatu challenge yang saya lihat dari sebuah akun twitter bernama @kevinchoc yang merequote tweet @andinadwifatma yang nama challenge-nya adalah 30 days writing challenge. (Saya gak tau istilah-istilah twitter yang saya gunakan benar atau enggak. Soalnya saya baru beberapa minggu main twitter) dan saya akan melakukan challenge itu.

Challenge di hari pertama yaitu describe your personality.

Saya ingin bilang saya introvert, tapi saya takut salah. Tapi waktu saya kelas 9 dari hasil psikotest benar kok saya introvert. Saya merasa lelah kalau saya sedang tidak sendirian. Saya akan merasa terisi kembali energinya ketika saya sendirian. Maka saya lebih suka sendiri. Tapi bukan berarti saya tidak mau bertemu orang.

Saya orang yang pendiam atau hemat suara, seperti ayah saya. Kecuali sama orang yang sudah dekat dengan saya. Dan saya adalah salah satu tipe orang yang lebih memilih chatting daripada telpon atau video call. Itu membuat kebanyakan orang yang ingin dekat dengan saya menjadi menjauh, by the way. Hehehe..

Saya juga tipe yang berteman hanya dengan sedikit orang saja, tetapi sangat dekat. Maka saya bisa gak terlalu pendiam sama teman saya. Kalau teman saya tidak sekolah atau tidak hadir di antara sekumpulan orang yang salah satunya adalah saya, selama itu saya bisa hanya mengeluarkan satu atau dua kata. Atau bahkan tidak berbicara sama sekali jika tidak ditanya atau diajak ngobrol.

Di kelas, saya tipe orang yang mungkin kamu benci. Yang ketika ulangan mendadak budeg, ditanya jawaban soal bilangnya belum belum belum, tau-tau ngumpulin duluan. Hehehe..

Terus, saya gak tau apakah saya aja yang seperti ini atau ada orang lain yang seperti saya. Tapi saya adalah orang yang sangat niat jika melakukan sesuatu. Sekalinya malas, saya akan sangat malas. Sebagai contoh, ketika sedang mendekor kamar, saya akan sangat niat memikirkan semuanya. Tapi di pertengahan ketika mendekor kamar jika saya merasa malas, saya akan berhenti walaupun itu tanggung.

Bahkan ketika sedang mencatat materi pelajaran sekolah di rumah, kalau saya malas dipertengahan, jangankan meneruskan sampai titik alias menyelesaikan satu kalimat. Meneruskan sampai satu kata itu lengkap pun tidak. Ingat, menyelesaikan satu "kata". Saya bisa menaruh pulpen dan menutup buku walaupun yang terakhir saya tulis adalah "merup" yang seharusnya ditulis "merupakan".

Terakhir, kata orang-orang, muka saya datar. Bukan strukturnya. Muka saya jutek, katanya. Saya mengakui itu. Bahkan pernah suatu hari saya bercermin dengan wajah saya yang tidak tersenyum atau berekspresi, dan saya merasa takut melihat wajah saya sendiri. Konyol, tapi iya.

Terkadang saya ingin seperti orang lain. Yang mudah bergaul dengan banyak orang, yang bisa sangat ramah dan selalu tersenyum, yang tidak kaku, yang tidak malas, yang-- banyak deh.

Tapi saya juga cinta diri saya yang seperti ini. Karena Tuhan menciptakan saya seperti ini pasti ada tujuannya. Untuk membidangi hal tertentu yang tidak bisa dibidangi oleh orang berpersonality yang lain misalnya, atau untuk cocok dengan seseorang nanti. Untuk saling melengkapi dengan seseorang nanti.

Jadilah versi terbaik dari diri sendiri. Jangan menjadi orang lain yang akan membuatmu lelah sendiri. Buat diri senyaman mungkin. Dan cintai diri sendiri!

Terima kasih sudah membaca! Sampai jumpa di tulisan saya yang selanjutnya!

Comments

Popular posts from this blog

30 Days Writing Challenge- #19 First Love

30 Days Writing Challenge- #4 Wisata Impian

30 Days Writing Challenge- #28 Mencintai Orang yang Berbeda Keyakinan